Sunday, September 18, 2011

Sejarah Kendari ( Suku Tolaki )

Sulawesi Tenggara adalah sebuah provinsi di Indonesia yang beribukotakan Kendari. Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa di antara 02°45' - 06°15' Lintang Selatan dan 120°45' - 124°30' Bujur Timur serta mempunyai wilayah daratan seluas 38.140 km² (3.814.000 ha) dan perairan (laut) seluas 110.000 km² (11.000.000 ha).

Sulawesi  Tenggara  awalnya merupakan nama salah satu kabupaten di Provinsi  Sulawesi  Selatan Tenggara dengan Bau-bau sebagai ibukota kabupaten. Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai Daerah Otonom berdasar Perpu No. 2 tahun 1964 Juncto UU No. 13 Tahun 1964. Pada awalnya terdiri atas 4 (empat) kabupaten, yaitu : Kabupaten Kendari, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Muna dan Kabupaten Buton dengan Bau-bau sebagai ibukota provinsi. Namun, karena suatu hal ibukota provinsi berganti menjadi di Kendari. Setelah pemekaran, Sulawesi Tenggara mempunyai 10 kabupaten dan 2 kota. Kota Kendari : Kabupaten Konawe, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Konawe Utara Kabupaten Kolaka; dan Kabupaten Kolaka Utara. 

Tolaki : A language of Indonesia (Sulawesi)
Tolaki adalah salah satu suku yang ada di Sulawesi Tenggara. Mendiami daerah yang berada di sekitar kabupaten Kendari dan Konawe. Suku Tolaki berasal dari kerajaan Konawe. Masyarakat Tolaki umumnya merupakan masyarakat nomaden yang handal, hidup dari hasil berburu dan meramu yang di laksanakan secara gotong-royong. Hal ini ditandai dengan bukti sejarah dalam bentuk kebudayaan memakan sagu (sinonggi/papeda), yang hingga kini belum dibudidayakan atau dengan kata lain masih diperoleh asli dari alam. 
Raja Konawe yang terkenal adalah Haluoleo (delapan hari). Masyarakat Kendari percaya bahwa garis keturunan mereka berasal dari daerah Yunan Selatan yang sudah berasimilasi dengan penduduk setempat, walaupun sampai saat ini belum ada penelitian atau penelusuran ilmiah tentang hal tersebut. Karena masyarakat tolaki hidup berladang dan bersawah, maka ketergantungan terhadap air sangat penting untuk kelangsungan pertanian mereka. untunglah mereka memiliki sungai terbesar dan terpanjang di provinsi ini. Sungai ini dinamai sungai Konawe. yang membelah daerah ini dari barat ke selatan menuju Selat Kendari.


Population :
281,000 (1991 SIL). 230,000 Konawe, 50,000 Mekongga, 650 Asera, fewer than 100 Wiwirano, 200 Laiwui.
Region :      
Southeast Sulawesi, Konawe, South Konawe, Kolaka and North Kolaka districts Mekongga in Mekongga Mountains, near west edge Soroako.
Language map :  
Indonesia, Sulawesi, reference number 94
Alternate names :  
Tololaki, To’olaki, Lolaki, Laki, Tokia
Dialects :           
Wiwirano (“Nohina” ), Asera (Asera Wanua, “Noie” ), Konawe (Kendari, “Tambuoki” , “Kioki” ), Mekongga (Kolaka, Bingkokak, “Norio”,  “Tamboki” , “Konio” ), Laiwui.
Lexical similarity :
88% between Wiwirano and Asera dialects, 84% with Konawe, 85% with Mekongga, 81% with Laiwui, 78% with Waru, 70% with Rahambuu and Kodeoha, 54% with the Mori and Bungku groups. Mekongga has 86% with Konawe, 80% with Laiwui.
Classification :
Austronesian, Malayo-Polynesian, Celebic, Eastern, Southeastern, Bungku-Tolaki, Western, West Coast
Language use  :
Vigorous in many villages. Older adults only. Also use Indonesian [ind].
Language Development :
Taught in primary and secondary schools. Dictionary. Grammar.

Writing system :
Latin script.
Comments  :
Names based on negative forms are no longer in use. Muslim, Christian.

Entries from the SIL Bibliography about this language:

Academic Publications
    Mead, David E. 1999. The Bungku-Tolaki languages of South-Eastern Sulawesi, Indonesia.

    Mead, David, editor. 1999. Studies in Sulawesi linguistics part V.

    Mead, David. 1999. "Active, passive and antipassive in Bungku-Tolaki languages."

    Mead, David. 2002. "Proto Celebic focus revisited."

    Muthalib, Abdul. 1990. "Kata tugas bahasa tolaki."

(Sumber : Wikipedia ; Dll)

No comments:

Post a Comment